Ada kisah tentang seorang remaja pria yang ditugaskan oleh ibunya menyuapi kakeknya setiap hari. Bukan pekerjaan yang menyenangkan buat remaja pria yang senang bermain bola atau bepergian bersama teman-temannya. Apalagi tidak mudah menyuapi kakek yang sudah sedikit cacat. Kadang sulit menelan dan makanan tertumpah di mana-mana. Suatu hari ia sudah tidak tahan lagi dan protes pada ibunya, “Ibu mengapa saya harus menyuapi kakek setiap hari? Kakek sulit makan, lambat, pokoknya tidak menyenangkan!”
Ibunya mengajak remaja ini duduk dan bercerita, “Begini ya, waktu kamu masih kecil, rumah kita kebakaran. Ibu pikir kamu ada bersama ayahmu. Ayah pikir kamu bersama Ibu. Jadi kita lari keluar. Tapi kakek tahu bahwa kamu masih di dalam. Jadi ia menembus api untuk menyelamatkanmu. Keadaan kakekmu sekarang ini akibat dari peristiwa itu.” Tanpa bertanya lebih jauh, pemuda ini mengambil piring dan memberi makan kakeknya. Tidak ada masalah dan protes lagi sejak saat itu.
-
Baca Artikel Menarik Lainnya :
Cara Kita Memilih Bagaimana Memandang Dunia, Menciptakan Dunia yang Ingin Kita Lihat (Barry Neil Kauffman)