Sebenarnya mengatur relasi dalam rumah tangga, organisasi, bahkan negara tidak ruwet, hanya dibutuhkan dua hal ini. Rumusnya: ke bawah Kasih, ke atas Taat. Maksudnya, orangtua mengasihi anaknya, anak taat pada orangtuanya. Suami mengasihi isterinya, maka mudah bagi istri untuk taat pada suaminya. Atasan mengasihi bawahannya, bawahan taat pada atasannya. Para wakil rakyat dan pemerintah mengasihi rakyatnya, dan rakyat wajib mentaati pemerintah. Kalau relasi ini dijalankan, seharusnya konflik akan menjadi minimal.
Memimpin dengan Kasih
Mengasihi bukan sekedar ucapan-ucapan manis, tetapi perbuatan nyata. Bagaimana Anda memperlakukan orang-orang yang lebih rendah posisinya dan lebih lemah menggambarkan siapa Anda yang sebenarnya. Memimpin dengan kasih berarti bertanya, “Apa yang dapat saya lakukan untuk membantumu?”. Selain itu, pemimpin perlu mendengarkan, berempati, memberi perhatian di hari-hari istimewa mereka, dan dengan tulus mengembangkan mereka. John C. Maxwell berkata, “Pemimpin menjamah hati terlebih dahulu, sebelum mereka meminta uluran tangan.”
Mentaati dengan Hati
Melakukan yang diminta tetapi kemudian bicara buruk di belakangnya bukanlah ketaatan yang sesungguhnya. Ketaatan lahir dari pengertian bahwa kita semua akan bertanggung jawab pada atasan yang tertinggi, yaitu Tuhan. Ia yang mendelegasikan otoritas pada para atasan kita (pemimpin, suami, orangtua) supaya ada keteraturan.
-
Baca Artikel Menarik Lainnya :
Kepemimpinan Saat Ini Berdasarkan Hubungan yang Dibangun dengan Kepercayaan, Harapan, Kasih dan Dorongan (Billy Cox)
Penulis : Esther Idayanti
Bookmark Artikel Inspirasi Lainnya dapat dilihat di
-http://www.disiniajatempatnya.com/p/inspirasi-hidup.html